Skip ke Konten

Dosen IAIN Parepare Nur Afiah Bahas Pemulihan Korban Kekerasan Seksual Berbasis Nilai Islam di AICIS+ 2025

29 Oktober 2025 oleh
Dosen IAIN Parepare Nur Afiah Bahas Pemulihan Korban Kekerasan Seksual Berbasis Nilai Islam di AICIS+ 2025
Humas IAIN Parepare
Humas IAIN Parepare – Dosen IAIN Parepare, Nur Afiah, tampil sebagai presenter pada Annual International Conference on Islamic Studies Plus (AICIS+ 2025) yang digelar di Kampus Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Depok, Jawa Barat, Kamis, 30 Oktober 2025. Konferensi ilmiah ini akan berlangsung selama tiga hari mulai 29 hingga 31 Oktober. Kegiatan bergengsi ini melibatkan ratusan akademisi dari dalam dan luar negeri.

Selain aktif sebagai dosen, Nur Afiah juga menjabat sebagai Kepala Pusat Studi Gender dan Anak LPPM IAIN Parepare, serta saat ini tengah menempuh studi doktoral di Universitas Sains Islam Malaysia (USIM). Dalam pemaparannya, ia mengusung riset berjudul “Harga Diri dalam Perspektif Islam: Strategi Koping Religius bagi Korban Kekerasan Seksual.”

Riset tersebut menyoroti dampak serius kekerasan seksual terhadap harga diri korban. Mereka cenderung mengalami krisis kepercayaan diri yang ditandai dengan rasa malu, stigma sosial, hingga mengasingkan diri dari lingkungan. Kondisi itu membuat korban membutuhkan dukungan yang kuat untuk pulih secara psikis dan spiritual.

Melalui pendekatan kualitatif berbasis studi literatur dan analisis konten, lanjutnya, data penelitian dihimpun dari berbagai jurnal internasional serta referensi Islam otoritatif.

Hasil penelitian Nur Afiah, menunjukkan sembilan temuan yang saling berkaitan, salah satunya adalah penggunaan strategi koping religius sebagai upaya pemulihan harga diri. Praktik religius tersebut mencakup doa, zikir, kesabaran, tawakal, tilawah Al-Qur’an, taubat, serta dukungan dari tokoh agama maupun komunitas keagamaan.

Menurut Nur Afiah, pendekatan agama dapat menjadi penyangga psikologis yang kuat bagi korban. “Islam memberikan ruang pemulihan yang sangat manusiawi. Nilai-nilai seperti izzah atau martabat diri dalam Islam mampu membangkitkan kembali kekuatan batin korban untuk bangkit dari trauma,” ujarnya saat menyampaikan hasil penelitiannya.

Ia menegaskan bahwa pemulihan korban kekerasan seksual tidak hanya bersifat medis dan hukum, tetapi juga harus mempertimbangkan dimensi spiritual yang menjadi bagian penting dari identitas mereka. “Pendampingan yang tepat akan membantu korban merasa kembali dihargai sebagai manusia yang utuh,” tambahnya.

Selain Nur Afiah, enam dosen dan seorang tenaga kependidikan IAIN Parepare lainnya juga ambil bagian sebagai pemakalah dalam AICIS+ 2025. Kehadiran mereka menjadi bukti meningkatnya kapasitas riset dan kontribusi kampus dalam diskursus akademik internasional.

AICIS+ merupakan program tahunan Kementerian Agama RI yang mengusung dialog global terkait studi Islam, kemanusiaan, dan perkembangan masyarakat modern. Tahun ini, tema yang diangkat menekankan pendekatan inklusif terhadap isu-isu keumatan yang mendesak untuk ditangani secara komprehensif.

Partisipasi IAIN Parepare dalam forum berskala internasional ini diharapkan memperkuat peran perguruan tinggi dalam mempromosikan moderasi beragama, keadilan gender, dan perlindungan terhadap kelompok rentan melalui penelitian yang aplikatif dan bernilai kemanusiaan tinggi. (*)

Penulis : Alfiansyah Anwar

di dalam Berita
Mahasiswa IAIN Parepare Sabet Juara 1 dan 2 di Open Debate Competition Youthfest Parepare 2025