Humas IAIN Parepare -- Muhammad Haramain, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IAIN Parepare, berhasil mempertahankan disertasinya dan meraih gelar doktor di Pascasarjana UIN Alauddin Makassar pada Rabu, 20 Agustus 2025. Disertasinya yang berjudul "Religiositas dan Pengaruhnya terhadap Moderasi Beragama Mahasiswa IAIN Parepare" dianggap sebagai terobosan karena mengkaji secara mendalam hubungan antara keyakinan beragama dan sikap moderat di kalangan mahasiswa.
Dalam presentasinya, Haramain mengungkapkan bahwa penelitiannya didorong oleh kegelisahan akademis. Ia mengamati bahwa tingginya tingkat religiositas di kalangan mahasiswa sering kali tidak sejalan dengan kemampuan mereka untuk bersikap moderat di tengah arus informasi digital dan multikulturalisme. Menurutnya, "Religiositas menjadi pegangan, tetapi belum tentu secara otomatis melahirkan sikap yang moderat."
Untuk mendapatkan hasil yang komprehensif, Haramain menggunakan pendekatan campuran (mixed methods), yang menggabungkan data kuantitatif dari 379 mahasiswa dan data kualitatif dari wawancara mendalam. "Dengan metode ini, saya tidak hanya menampilkan angka, tetapi juga kisah dan makna di balik data," jelasnya.
Penelitian tersebut menemukan bahwa tingkat religiositas mahasiswa IAIN Parepare secara umum tinggi, terutama dalam hal ibadah dan keyakinan spiritual. Namun, masih ada kelemahan pada dimensi intelektual dan partisipasi sosial. Di sisi lain, sikap moderasi mereka juga tergolong tinggi, ditandai dengan kuatnya rasa nasionalisme dan penolakan terhadap kekerasan, meskipun masih selektif dalam menerima praktik budaya tertentu.
Haramain membuktikan bahwa religiositas memiliki pengaruh signifikan terhadap moderasi beragama, di mana keyakinan dasar dan pengalaman spiritual menjadi faktor utama penguat. Ia mengidentifikasi tiga pola unik: konvergen (religiositas dan moderasi berjalan seiring), komplementer (saling melengkapi), dan divergen (religiositas tinggi tidak selalu diikuti sikap moderat). Pola divergen ini, menurutnya, menjelaskan mengapa ada orang yang religius secara ritual, tetapi kurang terbuka dalam moderasi.
Disertasi ini menawarkan model baru integrasi religiositas dan moderasi beragama yang bisa menjadi acuan penting. Secara praktis, penelitian ini merekomendasikan perlunya kurikulum yang menguatkan religiositas intelektual dan sosial di kampus, serta mendorong ruang dialog di masyarakat. Model ini diharapkan dapat digunakan oleh Kementerian Agama untuk pembinaan mahasiswa di seluruh PTKIN di Indonesia, memastikan lahirnya generasi Islam yang moderat, toleran, dan adaptif.
Rektor IAIN Parepare, Prof. Hannani, turut menyampaikan kebanggaannya atas pencapaian ini. Ia menilai bahwa disertasi tersebut merupakan kontribusi signifikan bagi dunia akademik dan bukti komitmen IAIN Parepare dalam memajukan riset yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.
"Disertasi ini tidak hanya menjadi capaian pribadi, tetapi juga kebanggaan bagi seluruh sivitas akademika IAIN Parepare," ungkap Prof. Hannani. "Kajian tentang moderasi beragama ini sangat relevan dan menjadi modal penting bagi kampus kita untuk terus mencetak generasi Islam yang berintegritas, moderat, dan adaptif terhadap perkembangan zaman,” tutup Rektor IAIN Parepare. (Irm/Suh)