Humas IAIN Parepare- Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare menggelar Stadium General dengan tema “Merawat Indonesia dengan Cinta: Urgensi Kurikulum Cinta dalam Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam” di Auditorium IAIN Parepare, Jumat (03/10/2025). Kuliah umum ini dibawakan langsung oleh Direktur Diktis Kementerian Agama RI, Prof. Sahiron Syamsuddin.
Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian agenda Prof. Sahiron setelah menghadiri Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) di Pesantren As’adiyah Sengkang. Ia kemudian bergeser ke IAIN Parepare untuk memberikan kuliah umum yang dihadiri pimpinan, dosen, dan mahasiswa.
Rektor IAIN Parepare, Prof. Hannani, dalam sambutannya menyampaikan ucapan selamat datang dan penghargaan atas kehadiran Direktur PTKI. Ia berharap kehadiran ini membawa keberkahan serta semangat baru bagi seluruh sivitas akademika IAIN Parepare. “Alhamdulillah, saat ini IAIN Parepare memiliki 33 program studi, 10 guru besar, dan 14 program studi sudah terakreditasi unggul. Kami berharap jumlah tersebut dapat terus bertambah dan insyaallah tahun ini guru besar kita juga bertambah dua lagi,” ungkapnya.
Rektor juga menegaskan bahwa IAIN Parepare tengah bersiap menghadapi Akreditasi Perguruan Tinggi (APT) dengan target meraih predikat unggul. Hal ini penting karena di sekitar Parepare telah berdiri banyak universitas yang cukup agresif menerima mahasiswa baru. “Mudah-mudahan kita bisa segera menyusul PTKIN lain yang lebih dahulu meraih predikat unggul,” tuturnya.
seDalam kuliah umumnya, Direktur PTKI menyampaikan apresiasi atas capaian IAIN Parepare. “Sebagaimana disampaikan Bapak Rektor, 14 prodi unggul yang telah dicapai adalah prestasi luar biasa. Rata-rata IAIN lain baru memiliki 4 sampai 9 prodi unggul. Atas nama Kementerian Agama, kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya,” ujarnya.
Prof. Sahiron juga menyinggung transformasi kelembagaan IAIN Parepare menuju Universitas Islam Negeri (UIN). Ia mengajak seluruh citas academica untuk berdoa agar proses ini segera terwujud. “Proposal pengajuan sudah disiapkan. Nantinya bisa bernama UIN Parepare atau UIN Haji Abdurrahman Ambo Dalle. Apa pun namanya, semoga segera terwujud sehingga mahasiswa semakin bangga menjadi lulusan UIN,” terangnya.
Lebih lanjut, ia memberikan perhatian khusus pada Kurikulum Cinta yang digagas Kementerian Agama. Ia mengaku terkesan karena baru pertama kali menerima buku Kurikulum Berbasis Cinta dari dosen-dosen IAIN Parepare. “Meskipun sederhana, tulisan ini sangat bermanfaat. Hal ini menunjukkan bahwa IAIN Parepare telah merespons positif gagasan Menteri Agama. Belum semua PTKI melakukan hal serupa, dan Parepare menjadi yang pertama bagi saya,” jelasnya.
Dalam paparannya, Prof. Sahiron menekankan bahwa Kurikulum Berbasis Cinta lahir dari kecintaan kepada Allah SWT, yang kemudian diwujudkan dalam kecintaan kepada sesama manusia dan lingkungan. Nilai ini, menurutnya, harus diselipkan dalam setiap mata kuliah di perguruan tinggi keagamaan. “Apapun mata kuliahnya, harus ada nilai kasih sayang dan kepedulian, sehingga tercipta insan kamil: manusia paripurna yang baik hubungannya dengan Allah, sesama manusia, dan alam semesta,” tegasnya.
Prof. Sahiron juga menyoroti berbagai persoalan sosial seperti kekerasan antar kelompok serta kerusakan lingkungan akibat ulah manusia. Menurutnya, hal ini tidak cukup diselesaikan dengan hukum atau kebijakan semata, melainkan harus melalui pendidikan. “Basis utama dari kurikulum cinta adalah _mahabbah lillah_, yaitu cinta kepada Allah, yang melahirkan _akhlāqul karīmah_ . Inilah fondasi penting bagi terciptanya peradaban yang damai, adil, dan berkeadaban,” tutupnya. (aen/mif)